aroundCibubur.com – Kebakaran di Gudang Amunisi di Gudmurah Jaya, Ciangsana (30/3/2024) yang kami sebut sebagai tragedi hari Sabtu, berdampak cukup besar pada kondisi fisik bangunan warga sekitar kejadian dan terutama kondisi Psikologis pada ibu-ibu dan anak-anak.
Menurut praktisi dan psikolog Andri Wibowo, Drs. Psi, gejala yang ditampilkan beberapa diantaranya sebagai berikut :
– Ketakutan keluar rumah dan bermain seperti biasanya
– Menangis saat mendengar suara keras
– Gemetar, bila melihat orangtua terlihat panik.
– Pada orang dewasa juga terjadi, jantung berdegub kencang bila mendengar teriakan atau suara benturan.
– Masih banyak lagi gejala-gejala yang bisa terlihat pada warga yang mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Pemulihan psikis setelah mengalami trauma akibat ledakan bom adalah proses yang kompleks dan seringkali memerlukan dukungan profesional.
Seperti yang dipendapatkan oleh Bruno (1987), dijelaskan bahwa ilmu psikologi terbagi menjadi tiga bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi yang mempelajari ruh. Kedua, psikologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari kehidupan mental dan yang terakhir, psikologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme.
Menurut (Irwanto & Kumala, 2012:12), trauma psikologis dimaknai menjadi suatu yang mengganggu fungsi mental, neurologis, dan fisik penderitanya. Selain itu, pengalaman trauma yang paling mempengaruhi adalah“rasa takut” dan ketidakberdayaan individu.
Sebagai tindak lanjut atas kejadian ledakan di Gudmurah Jaya, Ciangsana, tim PUSPSI – AD melakukan kegiatan Trauma Healing. Kegiatan yang digagas oleh Andri Wibowo selaku ketua PCKC, dilaksanakan di Cluster Visalia Kota Wisata, menyertakan warga yang terdampak. Tampak tim dari PUSPSI – AD bermain , berkonsultasi dan bercengkerama dengan warga.
Dikutip dari beberapa sumber terkait psikologi, berikut adalah beberapa langkah yang bisa membantu dalam pemulihan psikis setelah mengalami trauma semacam itu :
1. Menyediakan Dukungan Emosional. Orang yang mengalami trauma perlu merasa didengar dan didukung secara emosional. Mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, mengungkapkan empati, dan menawarkan dukungan praktis jika diperlukan adalah hal-hal yang penting.
2. Mencari Bantuan Profesional. Konseling atau terapi dengan seorang profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani trauma dapat membantu seseorang untuk memproses pengalaman mereka, mengatasi gejala-gejala yang muncul, dan mengembangkan strategi untuk menghadapi stres yang berkaitan dengan trauma.
3. Menggunakan Teknik Relaksasi. Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau latihan otot progresif dapat membantu meredakan gejala-gejala stres dan kecemasan yang muncul setelah mengalami trauma.
4. Memahami Reaksi Fisik dan Emosional. Penting untuk menyadari bahwa reaksi fisik dan emosional yang muncul setelah mengalami trauma adalah normal. Hal ini termasuk gejala-gejala seperti kecemasan, ketakutan, insomnia, flashback, atau reaksi fisik seperti detak jantung meningkat. Memahami bahwa ini adalah respons alami terhadap pengalaman traumatis dapat membantu mengurangi kecemasan tambahan.
5. Menghindari Pemicu Trauma. Ketika memungkinkan, hindari situasi atau lingkungan yang dapat memicu kembali perasaan trauma. Ini mungkin termasuk menghindari berita yang berulang-ulang tentang kejadian tersebut, atau menghindari lokasi yang terkait dengan pengalaman traumatis.
6. Membangun Dukungan Sosial. Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengurangi isolasi sosial dan memberikan perasaan koneksi dan dukungan.
7. Menjaga Kesehatan Fisik. Merawat tubuh dengan makan sehat, berolahraga teratur, dan mendapatkan cukup istirahat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan dan mengurangi tingkat stres.
8. Berlatih Mindfulness. Latihan kesadaran (mindfulness) dapat membantu seseorang untuk tetap hadir di saat ini dan mengurangi gejala-gejala yang terkait dengan trauma, seperti kecemasan dan flashbacks.
9. Menyadari Proses Pemulihan yang Berkelanjutan. Pemulihan dari trauma membutuhkan waktu dan merupakan proses yang berkelanjutan. Penting untuk memiliki harapan yang realistis dan menghargai setiap langkah kecil menuju kesembuhan.
10. Menggunakan Sumber Daya Komunitas. Mencari dukungan dari organisasi atau lembaga yang mengkhususkan diri dalam membantu korban trauma atau kejahatan dapat menjadi tambahan sumber daya yang berharga dalam proses pemulihan.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang bereaksi berbeda terhadap trauma, dan proses pemulihan dapat berlangsung dalam waktu yang berbeda-beda bagi setiap individu. Dukungan yang tepat, baik dari orang-orang terdekat maupun dari profesional kesehatan mental, dapat memainkan peran penting dalam membantu seseorang pulih dari pengalaman traumatis.